Minggu, 31 Juli 2011

Adik ku Mr.Ius

Kali ini aku ingin menceritakan pengalaman ku yang tidak dapat aku lupakan. Aku harap ini terjadi dalam hidup ku cukup sekali. Dan jangan sampai terjadi di diriku sendiri. Kejadian ini terjadi sebulan yang lalu. Aku ingin menceritakan kembali apa yang terjadi saat itu karena benar-benar kejadian ini terjadi sungguh di luar logika. Penuh dengan kesedihan, tangisan, ketakutan, kemarahan, dan keanehan.

Dimulai saat itu aku ingin mengerjain Tugas Akhir. Disini aku berniat untuk lulus july. Penuh semangat, tapi ada kalanya ga. hehe. Tapi saat itu lagi semangat mengerjakan Tugas Akhir biar bisa lulus july. Waktu itu aku masih yakin aku bisa ngejar (Apa sih tugas akhir itu? toh kita masih S1, jadi ga usah yang ribet-ribet lah yang penting lulus). Aku mengerjakan Laporannya di Mcd Setiabudhi. Di sana aku mengajak Nando untuk menemani. sesampainya di sana, ternyata aku menemukan teman-teman yang lain yang masih mengerjakan laporannya dengan stress nya. Di sana ada Frewen dan Karim. Satu lagi Dina yang lagi setia membantu mereka berdua. (Asik ternyata ada teman. hehe..). Sebelum mengerjakan laporan, aku melakukan pemanasan dulu dengan memainkan game di komputer. HAHAHA. ga taunya, tiba-tiba ada yang menelpon aku.

"kring.. kring.. kring.." (anggap aja ringtone nya seperti ini yah. hehe)

Aku melihat nomor yang tidak dikenal. Kebiasaan kalau nomor yang tidak dikenal pasti orangnya juga ga dikenal, jadi aku ga ngangkat deh. Aku biarin aja telponnya berdering. Dan sampai untuk kedua kali nya, aku jadi penasaran. Akhirnya ku suruh Nando untuk menelepon balik nomor tersebut. Cuma sekedar menanyakan itu siapa, dan mau nya apa. Ga tau apa aku lagi sibuk! (Sibuk main game. hehe.) Ga tau nya itu temennya adik ku. Aku di suruh ke markas (kosan) mereka buat ngeliat adik ku. Segera ga pake lama! Di sini aku masih bingung. Aku masih ada kerjaan, ngapain lah coba aku kesana. Tapi temen adik ku ini meyakinkan bahwa adik ku sakit parah. Ya sudahlah, aku langsung meninggalkan tempat, menuju markas. Aku berangkat kira-kira jam 2 siang.

Sewaktu sesampainya di sana, mereka (temen-temen adik ku) berkumpul. Ada mungkin 10 orang dalam satu ruangan. Ruangan itu kira-kira 4x4 m. Keliatan penuh banget. Terus aku nanya ke mereka, "mana adik ku?". Salah satu dari mereka menunjuk ke arah orang yang lagi sujud. Aku menghampiri orang itu. Ya, itu memang adik ku. Dia sujud, dan pandangan nya kosong ke depan. Temannya menanyakan ke dia, "Siapa yang datang, bing?". Dia jawab, "kakak aku. makasih yah sudah dipanggil kesini". Walau aku di samping nya, sedikit pun dia ga menoleh ke samping. Di sini aku melihat adikku penuh dengan tetesan air mata. Sambil sujud juga, aku nanya ke dia, "kenapa kw?". Dia diam aja sambil meneteskan air mata. Lalu dia bilang, "Ada orang liatin aku, ada banyak, diruangan ini". Aku menanyakan terus sampai aku menyimpulkan dia melihat 5 orang pakai baju hitam yang ngeliatin dia terus. Ntah siapa yang dimaksudkannya. Yang jelas dia bilang kadang muncul kadang ga. Orang-orang itu seperti mengganggu dia. Orang disini saya menyimpulkan adalah Makhluk Halus.

Aku masih bertanya-tanya. Kenapa ini adikku kok bisa kaya gini? Emang sih sebelumnya aku sempat ada perkelahian sama dia. Ceritanya perkelahiannya seperti ini.

Waktu itu kami membicarakan masalah bisnis di telpon. 2 kali aku ngajak ketemuan dia, dia selalu ga bisa. Untuk yang ketiga kalinya, dia mengajak aku untuk ketemuan lagi. Di sini, aku ga bisa. Soalnya aku mau ngerjain tugas takehome gt untuk UAS di kosannya temen ku. Di kumpul nya besok. Perbincangannya cukup panjang. Tapi aku susah untuk menceritakan hal ini. Dia seperti tiba-tiba marah dan mengeluarkan uneq-uneq nya kepada ku. Aku saat itu menangis. Sampai satu jam-an kami bertelponan yang intinya, dia akan lebih sukses dari aku, aku tidak boleh sombong (loh siapa yang sombong). Disini aku memang merasakan hal yang aneh. Dia seperti bom yang meledak. Sakit meledaknya, udah ga tau lagi dia bicara ntah kemana-mana. Bahkan dia memprediksikan sesuatu di masa depan dengan sombong nya. Berbeda dengan sebelumnya. Biasanya dia nurut dan lebih terkesan cuek. Aku sadar ada yang aneh dengan dia, tapi aku ga peduli. Sejak kejadian itu, aku mulai menghindari dia. Paling malas kalau ada yang marah-marah. Padahal aku juga kerjanya marah-marah.

Begitulah ceritanya. Balik ke cerita sebelumnya, aku masih bertanya-tanya kenapa adikku ini jadi begini. Menurut cerita temennya, yang mungkin bisa diterima oleh akal sehat, adalah karena dia sempat ke peramal. Ceritanya begini. Saat itu dia pergi ke gasibu dengan salah satu temennya (dari teman yang inilah terkuak cerita tersebut). Katanya sih, mereka berdua seperti kaya ditarik oleh peramal tersebut. Dan yang kena adalah adik ku. Adik ku seperti tertarik sama si peramal ini. Kata-kata yang keluar dari si peramal ini membuat adik ku percaya bagaimana nanti hidup nya. Yang jelas dia diramal akan menjadi orang yang sukses, tetapi ada orang yang tidak suka dengan kesuksesannya tersebut. Aku menangkap ceritanya seperti itu. Lanjutnya, Adik ku dimintai nomor telepon dari si peramal ini. Dikasih dong nomornya. Mendengar ini aku hanya bisa teriak dalam hati ku, “Bodoh kw percaya kaya begituan!”

Itu saat pertemuan mereka pertama kali. Katanya dih peramal itu suka menghubungi dia, dan mereka bertemu untuk keduakalinya. Aku denger, untuk pertemuan yang kedua, dia pergi sendiri untuk bertemu dengan si peramal ini. Maka dari itu, tidak ada yang tau apa yang dilakukan adik aku disana selain diri dia sendiri. Yang jelas dia dikasih minyak kecil gitu. Minyak kecil ini mampu memberikan kesuksesan untuk dia. Menurut cerita adik aku, minyak tersebut dioleskan di alisnya. Dan dia menggunakannya di salah satu alisnya. Disini aku melihat salah satu alisnya sudah berbelah kaya deddy cobuzier gitu. Kata temen-temennya sih itu tanda bahwa dia telah mengikuti ritual kegelapan gitu. Yah, kalau masalah beginian aku mana tau, yaudah deh aku percaya-percaya aja.

Di markas itu sebenarnya belum ada hal yang aneh aku rasakan selain dia suka menangis dan merasa ketakutan. Aku mengganggap ini masih biasa-biasa aja. Adik aku mencoba untuk minta maaf sama keluarga, sama mantan-mantan juga. Dia seperti merasa sangat bersalah. Kalaupun ada masalah tolong mohon dimaafkan. Disini aku menangkap, dia merasa ada orang yang tidak suka sama dia, sehingga dia dapat melihat yang tidak dapat dilihat orang lain. Bahkan katanya, dia juga melihat ular di kamarnya. (ya ampuunnn..)

Lanjutnya, karena aku merasa dia bakal tidak apa-apa, aku mengajak dia ke kosan ku. Aku berniat untuk menjaga dia. Dan adikku pun pengen ke kosan ku. Sebelum ke kosan ku, kami makan dulu. Katanya udah lama dia tidak makan Babi. Dia pengen makan itu katanya. Kami pun ke rumah makan babi gitu di daerah yang ga jauh dengan kosannya. Karena aku udah makan, jadi aku hanya melihat dia aja makan. Dia makan dengan begitu lahapnya sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Aku menyuruh dia untuk tidak menggoyang-goyang kan kakinya tapi tetap aja, sebentar dia hentikan, lanjut lagi digoyangkan. 

Selesai makan, kami menuju kosan. Oiya, di sini ada 2 motor yang digunakan. Motor pertama, motor adikku dinaikin aku dan adikku. Motor kedua, motor Nando, dia naik sendirian. Sampai dikosan, ada adik ku yang lain. Namanya dewi. Dewi belum tau apa-apa. Akhirnya aku ceritain diam-diam. Ada kebiasaan yang sering dilakukan adikku yang sakit ini, yaitu sering ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi biasanya dia suka keluar aneh nya. Di saat adikku ke kamar mandi ini lah, aku ceritakan ke si dewi apa yang sedang terjadi. Dia ketakutan. Katanya dia merasakan keberadaan makhluk tersebut. Muka si dewi berubah menjadi pucat ketika adikku keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah dewi dengan tatapan kosong. Tak beberapa detik kemudian adikku tanya dengan suara lantangnya, “SIAPA KAU? APA MAU KAU?”. Ya ampunn, dewi udah mulai mau nangis. Dia ketakutan dan pucat. Langsung aku bilang, “Kenapa sih kw bing, ini si dewi!”. Kemudian, dia memalingkan mukanya dan tatapan kosong itu tidak terjadi lagi. Kami pun bertanya-tanya kenapa adik ku ini. Adik ku menjawab, “Ga, tadi ada yang lewat di depannya.”

Selama dikamar, dia suka tiba-tiba nangis. Dan ketika dia menangis, dewi memberikan dia alkitab untuk dibaca. Adikku ingin berdoa. Akhirnya kami satu-persatu berdoa. Dan berkali-kali agar Tuhan melindungi kami, dan menjauhkan kami dari kuasa jahat. Ada hal yang sering dibicarakan adikku saat dia menangis. Adikku ingin satu keluarga kumpul, tidak ada masalah lagi dalam keluarga kami. Dia pun sering menyebutkan nama abang kami, yang bisa dibilang bermasalah. Di sini aku berpikir, “Dia depresi karena keluarga?”. Yang aku tau, dia suka minta mobil ke papa ku. Tapi ga dikasih. Dan banyak barang-barang lain yang dimintanya yang harganya jutaan yang tidak dikasih. Masak sih gara-gara ini juga depresi?

Di dalam kamar ku itu ada 4 orang, yaitu aku, Nando, Dewi, dan adikku ini. Selama kami berempat dia kami suruh tidur, kalau udah bangun suka ke kamar mandi, atau suka nanya-nanya. Kaya anak kecil yang nanya, “Aku bole merokok?”. Namun, semua yang masih terjadi malam itu aku anggap aku masih bisa mengatasinya. Sampai akhirnya jam 11an malam, Nando balik ke himpunan. Aku rada takut kalau ga ada Nando, soalnya adik ku ini kaya nurut sama Nando. Tapi yasudahlah, dia juga ada acara di sana.

Lanjut setelah Nando pergi. Adikku menyuruh aku untuk mengunci pintu. Karena berniat untuk tidur. Ga taunya....

“Jeng..jeng..jeng...!! Huaaaaaaaa...”

Kamar ku berubah menjadi hitam (istilah nya ini). Penuh dengan ketakutan, “Aku takut!” Ga kebayang seperti apa, kaya mau mati aku, apalagi ini menuju tengah malam. “Tidakkkkk..” (yang ini lebai).. Rarrrwww.. (to be continued)

1 komentar:

  1. wah. ternyata rini punya blog..
    mampir di blogku juga yah.. :D

    BalasHapus